dan ibunya mendiskusikan
kejadian saat pertemuan orang
tua murid dan obrolan tersebut
sempat terhenti oleh ucapan
asou yang berusaha membela
Aya. Namun dengan dingin, sang
ayah memintanya untuk tidak
ikut campur.

Di sekolah, Aya lagi-lagi
mengalami kesulitan saat
pelajaran bahasa Inggris dan
Asou hanya bisa memandangnya
dengan tidak berdaya. Satu-
satunya hiburan gadis itu adalah
saat berada di lab Biologi dan
mendengar cerita Asou, namun
setelah sempat berdebat soal
masa depan Aya, obrolan
terhenti oleh kemunculan Shioka.
Saat sampai di rumah, Aya
mendapat kejutan baru : ibunya
Shioka memutuskan berhenti
bekerja demi berkonsentrasi
merawat Aya. Keputusan ini
sudah tentu ditentang sang
putri, yang langsung menuliskan
kejadian tersebut di buku
hariannya.
Ketidakberdayaan Aya di sekolah
membuat jengkel Tomita, namun
gadis itu hanya bisa terdiam
ketika Asou membela Aya dan
mendorongnya dengan kasar.
Sementara itu demi membeli
kursi roda yang lebih nyaman,
Mizuo mulai berpikir untuk
mengambil pekerjaan tambahan.
Mendengar obrolan kedua orang
tuanya, Aya merasa telah
menyusahkan banyak orang.
Rasa bersalah Aya makin berlipat
ganda keesokan harinya ketika ia
nyaris saja terjatuh dari tangga
kalau saja tidak ditolong Mari.
Namun akibatnya, tangan sang
sahabat yang berusaha
menjaganya terluka sehingga
tidak bisa mengikuti
pertandingan basket di akhir
pekan.
Mari dan Saki mulai merasa
kehilangan harapan dalam
membantu Aya, dan hal tersebut
dirasakan oleh sang sahabat saat
masuk ke kelas, yang suasananya
mendadak hening. Sempat
meminta ijin keluar, secara tidak
sengaja Aya mendengar diskusi
serius rekan-rekan sekelas
tentang kondisinya yang
dipimpin Tomita.
Dari sekian banyak murid, Aya
hanya bisa terharu mendengar
ucapan Asou yang tetap
membelanya, sebelum kemudian
pemuda itu menoleh dan terkejut
melihat kehadiran Aya disana.
Merasa tidak enak, gadis itu
mengambil bukunya yang tertinggal dan
bergerak keluar diiringi
pandangan rekan-rekan
sekelasnya yang merasa
bersalah.
Tahu kalau hati Aya tidak keruan,
Asou menawarkan untuk
mendorong kursi roda aya
dan sambil terus terdiam, tanpa
terasa keduanya berada di
tengah sebuah jembatan. Aya
akhirnya tidak dapat menahan
tangisnya dan Asou, sahabat
yang biasanya mampu memberi
penghiburan, kali ini tidak bisa
berkata apa-apa dan ikut
menitikkan air mata.
Aya pun mengucapkan selamat tinggal pada asou.
Setelah memikirkan semuanya
dengan matang, Aya
memutuskan untuk meneruskan
pendidikan di sekolah khusus
untuk orang cacat dan
memutuskan untuk
menyampaikannya lewat pidato
perpisahan didepan kelas. Bisa
ditebak, semua yang mendengar
ucapan aya tidak dapat
menahan tangis.

Ketika hendak pulang, Asou dan
rekan-rekan sekelasnya
(termasuk Mari dan Saki)
mengejar Aya yang didampingi
oleh Shioka. Setelah memanggil
nama gadis itu, Asou
mengumpulkan teman-temannya
dalam barisan dan bersama-
sama mereka menyanyikan lagu
yang pernah dilantunkan saat
kontes di sekolah dengan
suasana penuh haru.

To be continued