Senin, 04 April 2011

One Litre of Tears

Di rumah keluarga Asou, ayah
dan ibunya mendiskusikan
kejadian saat pertemuan orang
tua murid dan obrolan tersebut
sempat terhenti oleh ucapan
asou yang berusaha membela
Aya. Namun dengan dingin, sang
ayah memintanya untuk tidak
ikut campur.

Image and video hosting by TinyPic

Di sekolah, Aya lagi-lagi
mengalami kesulitan saat
pelajaran bahasa Inggris dan
Asou hanya bisa memandangnya
dengan tidak berdaya. Satu-
satunya hiburan gadis itu adalah
saat berada di lab Biologi dan
mendengar cerita Asou, namun
setelah sempat berdebat soal
masa depan Aya, obrolan
terhenti oleh kemunculan Shioka.


Saat sampai di rumah, Aya
mendapat kejutan baru : ibunya
Shioka memutuskan berhenti
bekerja demi berkonsentrasi
merawat Aya. Keputusan ini
sudah tentu ditentang sang
putri, yang langsung menuliskan
kejadian tersebut di buku
hariannya.


Ketidakberdayaan Aya di sekolah
membuat jengkel Tomita, namun
gadis itu hanya bisa terdiam
ketika Asou membela Aya dan
mendorongnya dengan kasar.



Sementara itu demi membeli
kursi roda yang lebih nyaman,
Mizuo mulai berpikir untuk
mengambil pekerjaan tambahan.
Mendengar obrolan kedua orang
tuanya, Aya merasa telah
menyusahkan banyak orang.


Rasa bersalah Aya makin berlipat
ganda keesokan harinya ketika ia
nyaris saja terjatuh dari tangga
kalau saja tidak ditolong Mari.
Namun akibatnya, tangan sang
sahabat yang berusaha
menjaganya terluka sehingga
tidak bisa mengikuti
pertandingan basket di akhir
pekan.



Mari dan Saki mulai merasa
kehilangan harapan dalam
membantu Aya, dan hal tersebut
dirasakan oleh sang sahabat saat
masuk ke kelas, yang suasananya
mendadak hening. Sempat
meminta ijin keluar, secara tidak
sengaja Aya mendengar diskusi
serius rekan-rekan sekelas
tentang kondisinya yang
dipimpin Tomita.

Dari sekian banyak murid, Aya
hanya bisa terharu mendengar
ucapan Asou yang tetap
membelanya, sebelum kemudian
pemuda itu menoleh dan terkejut
melihat kehadiran Aya disana.
Merasa tidak enak, gadis itu
mengambil bukunya yang tertinggal dan
bergerak keluar diiringi
pandangan rekan-rekan
sekelasnya yang merasa
bersalah.

Tahu kalau hati Aya tidak keruan,
Asou menawarkan untuk
mendorong kursi roda aya
dan sambil terus terdiam, tanpa
terasa keduanya berada di
tengah sebuah jembatan. Aya
akhirnya tidak dapat menahan
tangisnya dan Asou, sahabat
yang biasanya mampu memberi
penghiburan, kali ini tidak bisa
berkata apa-apa dan ikut
menitikkan air mata.
Aya pun mengucapkan selamat tinggal pada asou.



Setelah memikirkan semuanya
dengan matang, Aya
memutuskan untuk meneruskan
pendidikan di sekolah khusus
untuk orang cacat dan
memutuskan untuk
menyampaikannya lewat pidato
perpisahan didepan kelas. Bisa
ditebak, semua yang mendengar
ucapan aya tidak dapat
menahan tangis.

Image and video hosting by TinyPic

Ketika hendak pulang, Asou dan
rekan-rekan sekelasnya
(termasuk Mari dan Saki)
mengejar Aya yang didampingi
oleh Shioka. Setelah memanggil
nama gadis itu, Asou
mengumpulkan teman-temannya
dalam barisan dan bersama-
sama mereka menyanyikan lagu
yang pernah dilantunkan saat
kontes di sekolah dengan
suasana penuh haru.
Image and video hosting by TinyPic





To be continued

Sabtu, 02 April 2011

The place where i am

Image and video hosting by TinyPic

aya mulai menggunakan kursi roda. Ini membuatnya sulit bersekolah. Tapi aya tetap tegar dan melanjutkan sekolahnya.




Seperti kebiasaan rakyat Jepang
umumnya, keluarga Ikeuchi
mendatangi kuil untuk meminta
berkat. Tidak cuma itu, ide Mizuo
membuat mereka melakukan
foto keluarga. Terbawa oleh
suasana gembira, seluruh
anggota keluarga terlihat mulai
bisa menerima keadaan "baru".




Begitu sampai di sekolah, Aya
telah ditungu oleh Mari dan Saki
yang bergantian mendorongkan
kursi roda yang didudukinya.
Sudah tentu, hal itu membuat Aya
sangat gembira karena masih
bisa berada ditengah-tengah
para sahabatnya.


Tidak cuma itu, hubungan
persahabatannya dengan Asou,
yang merasa beberapa ucapan
Aya sangat mirip dengan
mendiang kakaknya, semakin
akrab. Saat mendorong kursi
roda aya, keduanya
mendengar suara lantai kayu
yang berderit dan sama-sama
tersenyum.



Sayang dengan kondisi sekarang,
sulit bagi Aya untuk bisa
mengikuti pelajaran seperti
layaknya orang normal. Hal itu
juga dirasakan oleh wali kelas,
yang setelah bertemu dengan
Shioka dan kepala sekolah,
menyarankan supaya Aya
dimasukkan ke sekolah khusus
supaya tidak menghambat
rekan-rekan sekelasnya.




Baru saja menyerahkan apa
harapannya untuk masa depan
kepada seorang guru, Aya
dicegat oleh Mari saat pulang
sekolah. Rupanya, sang sahabat
telah mendengar kabar Aya
keluar dari tim basket, dan
marah.




Selama sesi rehabilitasi, Aya
diberikan 'hadiah' beban yang
dipasang pada kakinya supaya
bisa berjalan lebih baik. Kondisi
tersebut terus diperhatikan oleh
Dokter Mizuno, yang
menyarankan pada Shioka
supaya Aya bisa dimasukkan ke
sekolah khusus untuk orang
cacat.


Atas saran Dokter Mizuno, Shioka
mengunjungi sekolah untuk
kaum cacat dan disambut oleh
seorang gadis bernama Azumi
yang ternyata memiliki penyakit
seperti Aya. Melihat semangat
Azumi dan obrolan singkat yang
sempat terjadi diantara
keduanya, Shioka pulang dengan
semangat baru.




Di sekolah, pertengkaran antara
Aya dan Mari ternyata masih
berlanjut dan hal itu diketahui
Asou saat mendorong kursi roda
yang diduduki Aya. Disambut
oleh Shioka yang menjemput
sang putri, Asou sempat ragu-
ragu ketika ditawari untuk
makan malam bersama karena
sikap Mizuo ayah Aya yang
dianggap tidak biasa.



Siapa sangka, keesokan harinya
hubungan antara Aya dan Mari
membaik. Semua berawal ketika
keduanya bertemu di atap
sekolah dan lewat obrolan,
akhirnya bisa menyelesaikan
perselisihan dengan baik. Saat
turun, Maki mendorong kursi
roda Aya sambil bercakap-cakap.



Saat kembali ke rumah, Aya
mendapati formulir pendaftaran
sekolah untuk orang-orang cacat dari
sebuah laci. Sempat kebingungan
dan merasa kecewa, aya
akhirnya memutuskan untuk
menemui kedua orang tuanya
dan menuturkan ingin
menentukan sendiri masa
depannya. Dan masa depannya hanyalah di higashikou.




Kembali ke sekolah untuk
mendukung tim basket, Aya
langsung disambut dengan
hangat oleh mantan rekan-rekan
setimnya, yang berinisiatif
memberikan hadiah pada gadis
itu. Namun, di saat yang sama sambutan berbeda
diberikan para orang tua murid pada shioka.

Semua memprotes hasil kurang
memuaskan yang diperoleh
putra-putri mereka yang diduga
gara-gara gadis malang itu.
Dengan wajah memelas, Shioka
meminta semua yang hadir
untuk memberi waktu bagi
putrinya untuk menyesuaikan
diri. Perdebatan tersebut secara
tidak sengaja didengar oleh
Asou.
Ditempat lain aya sedang memberi semangat pada tim basketnya. Tak tahu yang terjadi pada pertemuan orang tua murid.


Apa yang akan terjadi pada aya?
Dan apa keputusan sekolah?
Akankah apa pindah sekolah ke sekolah khusus?





To be continued

Heartless Glances

Image and video hosting by TinyPic

Berusaha menampilkan wajah
ceria, Aya dan ibunya yang
sedang mengajak Ganmo jalan-
jalan bertemu dengan Hiroki
yang sedang berlatih sepak bola.
Dengan cepat, Aya menggambar
garis gawang di sebuah tembok
dan meminta sang adik untuk
menendang bola ke arah sana.


Dalam perjalanan pulang, tanpa
sengaja Hiroki mendengar
pembicaraan beberapa wanita
tentang kondisi Aya dan mulai
merasa jengah dengan
keberadaan kakaknya. Di tempat
lain, Dokter Mizuno mulai kuatir
dengan perkembangan Aya saat
membaca tulisan terakhir gadis
itu di buku hariannya.




Tidak cuma di tempat umum, di
sekolah pun Aya mulai mendapat
perlakuan berbeda dari teman-
temannya. Salah satunya yang
merasa iri adalah Tomita dan
seorang sahabatnya, yang
merasa Aya bisa merebut Asou
dari gadis itu.



Begitu juga di toko tahu, kohei
salah satu sahabat Asou muncul
bersama sang ayah, yang sempat
enggan namun akhirnya makan
karena merasa kasihan, untuk
mencoba makanan disana.
Sejumlah pelanggan yang datang
juga langsung mengambil
makanan sendiri begitu melihat
Aya, sampai Ako muncul untuk
membantu.





Ketika sedang berada di lab
Biologi bersama Kohei dan
Nakahara, asou dikagetkan
oleh kemunculan mendadak
Tomita yang langsung memarahi
Kohei karena dianggap tidak
becus menjadi ketua kelas.
Kemudian, dengan suara manis
tomita menawarkan bantuan
ke asou, yang langsung ditolak
dengan suara dingin.

Mendengar nada bicara sang
sahabat, Nakahara dan Kohei
meminta asou supaya bersikap
lebih baik mengingat Tomita
menyukai asou. Ucapan itu
tidak digubris pemuda itu, yang
saat pulang melihat Aya naik ke
dalam sebuah bis. Ketika itu,
dengan perasaan malu Aya
menunjukkan kartu tanda orang
cacatnya pada supir.




Berkat latihan kerasnya, Hiroki
akhirnya terpilih sebagai striker
tim dan hal itu membuat teman-
temannya kagum.......kecuali satu
orang : Nakama, yang posisinya
tersingkir. Begitu sampai
dirumah, keberhasilan itu
dirayakan oleh keluarga Ikeuchi
terutama Aya yang langsung
menjahitkan sesuatu di kaos
sang adik.


Sayang, keesokan harinya terjadi
sesuatu yang membuat Hiroki
berubah. Teman-teman setimnya
(plus Nakama) mendapati
seorang anak kecil menanyai Aya
soal cara berjalannya yang aneh,
dan langsung mengenali gadis
itu sebagai kakak Hiroki. Bisa
ditebak, Hiroki habis-habisan
diejek dan bolanya ditendang ke
tengah danau.


Pulang ke rumah dengan
perasaan sedih, Hiroki dengan
suara tinggi langsung meminta
Aya supaya tidak menghadiri
pertandingan yang bakal
dimainkannya. Saat itu juga asou muncul mengembalikan bolanya.


Saat sedang berlatih, ako muncul mengantarkan sesuatu, yg terlupa oleh hiroki. Saat itu juga hiroki sedang diejek oleh teman-temannya. Ako langsung marah. Kenapa hiroki diam saja, tidak membela aya. Akopun menarik hiroki pulang.

Ako memarahi hiroki dirumah. Dan menunjukkan bahwa aya dengan susah payah menjahit nama hiroki di bajunya.
Obrolan tersebut tanpa sengaja
didengar oleh Aya, yang
langsung memutuskan untuk
keluar rumah demi
menenangkan diri. Ketika
kembali, ia beralasan tidak dapat
datang ke pertandingan Hiroki
karena harus pergi dengan Mari
dan Saki, kemudian memberikan
hadiah yang telah disiapkannya
untuk sang adik.



Asou yang paham betul
bagaimana perasaan Aya
berusaha membujuk gadis itu
untuk tetap menghadiri
pertandingan Hiroki. Sempat
berpikir untuk melewatkan
pertandingan dan pergi dengan
dua sahabatnya Mari dan Saki,
bujukan Ako sukses membuat
Aya berubah pikiran.
Aya dan keluarga pergi ke pertandingan hiroki.
Saat akan melakukan penalty, hiroki teringat apa yg diajarkan aya kepadanya.






To be continued

Jumat, 01 April 2011

A disabled person's notebook

Kini aya perlahan sulit berjalan. Ako yang sudah curiga akan kondisi aya, bertambah curiga setelah melihat cara berjalan aya yg aneh.
Ada apa dengan aya?

Image and video hosting by TinyPic





Dalam perjalanan ke rumah sakit,
Shioka menyempatkan diri
mampir ke tempat dimana Aya
biasa bermain basket dan
bayang-bayang aksi putrinya
langsung hadir.




Ketika bertemu
dokter Mizuno, wanita itu sempat
menolak ketika ditawari untuk
membuat kartu yang
mengesankan Aya seperti orang
cacat, namun formulir
pembuatan kartu tersebut
akhirnya tetap dibawanya
pulang.







Di rumah sakit, Aya dibantu oleh
Ako saat membereskan
pakaiannya dan diam-diam, sang
adik memperhatikan cara Aya
berjalan dan sadar ada sesuatu
yang salah. Kecurigaan tersebut
semakin menjadi ketika
pulangnya Aya disambut dengan
gembira oleh kedua orang
tuanya.





Saat yang dinanti-nanti itu tiba
juga, keesokan harinya Aya
berangkat ke sekolah dengan
menggunakan taksi (dan sempat
diprotes Ako yang akhirnya
terdiam setelah dinasehati kedua
orang tuanya). Wali kelas
akhirnya mengumumkan tentang
kondisi Aya dan meminta rekan-
rekan sekelasnya untuk memberi
dukungan, namun gadis malang
itu malah merasa ada
kejanggalan.



Satu-satunya yang bisa
menerima Aya apa adanya adalah
Asou, meski saat bertemu aya lagi-lagi terjatuh karena
gangguan gerak motoriknya.
Tanpa diketahui siapapun, Asou
berusaha menyelidiki tentang
penyakit Aya lewat internet.





Kerja keras Asou dalam
mempelajari Biologi diam-diam
diperhatikan oleh ibunya, yang
langsung memberitahu sang
suami kabar gembira tersebut.
Rupanya, mereka berharap
pemuda itu mampu meneruskan
cita-cita mendiang Keisuke anak
tertua mereka. Namun saat
masuk kekamar, sang ayah
mendapati Asou sudah tertidur
dengan tumpukan buku-buku spinocerebellar degeneration
disampingnya. Hal ini sempat membuat ayah asou curiga.





Saat pelajaran olahraga, Aya
memutuskan untuk tetap tinggal
dikelas dan hanya
memperhatikan teman-teman
sekelasnya hingga mendadak
jatuh pingsan. Untungnya Asou
berada disana, aya segera
dilarikan ke rumah sakit.



Dari Dokter Mizuno, Asou
akhirnya tahu dengan pasti
penyakit apa yang diderita Aya.
Baru saja melangkah keluar, ia
telah dicegat oleh sang ayah
yang setelah mengobrol tentang
banyak hal, meminta sang putra
untuk meninggalkan Aya. Keruan
saja, Asou langsung menolak.




Di rumah keluarga Ikeuchi, Mizuo
dan Shioka kembali bertengkar
tentang apa yang harus mereka
perbuat dalam menjaga Aya
sampai tiba-tiba Ako muncul. Tak
berapa lama, Aya yang berusaha
turun dari kamarnya kembali
terjatuh.


Tidak tahan lagi untuk
menyimpan rahasia, Mizuo dan
Shioka akhirnya menuturkan
tentang penyakit yang
sebenarnya diderita Aya pada
ketiga anak mereka. Hiroki dan
Rika langsung menunjukkan
dukungan pada sang kakak,
namun tidak demikian dengan
Ako yang masih tidak bisa
percaya begitu saja. Ako pun akhirnya turut bersimpati pada aya.





Di sekolah, Aya untuk terakhir
kalinya berlatih basket sebelum
memutuskan mundur dari tim.
Mendadak, asou muncul dan
menemaninya membereskan
bola yang berserakan. Dalam
perjalanan keluar, aya
meminta asou untuk
membantunya menyelesaikan
satu urusan lagi. Rupanya, hal itu
berkaitan dengan Kawamoto. Aya menyampaikan perpisahannya dengan kawamoto lewat telepon. Asou pun memberi aya semangat.






To be continued